KOMPAS.com - Belanda
tidak hanya terkenal dengan bunga tulip tetapi juga kincir angin. Kincir
angin merupakan warisan budaya yang memesona bangsa-bangsa lain
sehingga menjadi ikon Belanda dengan sebutan Negeri Kincir Angin.
Orang Indonesia sudah sangat kenal dengan ikon kincir angin Belanda.
Karena, sebuah toko roti terkemuka di Indonesia menggunakan nama negara
tersebut dengan ikon kincir angin di atas bangunan tokonya.
Menemukan kincir angin di negara asalnya Belanda sesungguhnya tidak
sulit. Sebab bangunan khas kincir angin yang sudah ada di Belanda sejak
ratusan tahun yang lalu ini masih banyak tersebar di seluruh wilayah
Belanda .
Kincir angin pada awal keberadaannya di Belanda
sekitar abad 13 berfungsi untuk mendorong air ke lautan agar terbentuk
daratan baru yang lebih luas (
polder). Hal ini mengingat letak dataran Belanda yang sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan laut.
Dengan perkembangan teknologi, sekitar abad ke-17 kincir angin
digunakan juga sebagai sarana pembantu di bidang pertanian dan industri.
Seperti memproduksi kertas, mengasah kayu, mengeluarkan minyak dari
biji, dan menggiling jagung.
Jumlah kincir angin beberapa abad
lalu ada sekitar 10.000 kincir angina. Sekarang, kurang lebih 1000
kincir angin. Sebagian kincir angin yang ada sekarang masih berfungsi
serta menjadi obyek wisata yang sangat menarik.
Setiap orang
yang pernah berkunjung ke Belanda sudah bisa dipastikan akan mencari
kincir angin. Sebagian besar kincir angin yang tersebar di seluruh
wilayah Belanda sekarang hanya berdiri sendiri (satu bangunan) di suatu
lokasi daerah.
Sedangkan yang merupakan kumpulan kincir angin, ada di dua tempat dan sudah menjadi obyek wisata yang terpopuler di Belanda.
Tempat ini adalah kawasan wisata yang dilestarikan atau dilindungi
yaitu Zaanse Schans di Provinsi Belanda Utara (Province North Holland)
dan Kinderdijk di Provinsi Belanda Selatan (Province South Holland).
Kumpulan kincir angin di kawasan wisata Zaanse Schans tampaknya belum
banyak dikenal warga Indonesia yang berkunjung ke Belanda. Padahal
lokasinya hanya 30 menit perjalanan dengan mobil, bus atau kereta api
dari Bandara Schiphol Amsterdam atau 15 menit dari Centrum Amsterdam.
Jarang orang Indonesia yang membicarakan keindahan obyek wisata di
Zaanse Schans terutama pemandangan kincir angin yang terletak berjajar
di pinggiran sungai yang besar dan di tengah hamparan daerah pertanian
yang hijau serta rumah-rumah tradisional Belanda.
Berkunjung ke
kawasan wisata Zaanse Schans seyogyanya tidak dilewatkan saat
mengunjungi Belanda karena lokasinya tidak jauh dari Amsterdam, terutama
saat udara tidak dingin khususnya pada musim panas.
Mengunjungi
kawasan wisata Zaanse Schans yang dilestarikan ini selain menambah
pengetahuan tentang fungsi kincir angin juga akan mengenal sekaligus
menikmati keindahan daerah yang mempresentasikan cara hidup orang
Belanda abad 17-18 atau dikenal juga sebagai Open Air Museum.
Wisatawan bisa menikmatinya dengan berjalan kaki di sepanjang tepi
Sungai Zaan, mengunjungi berbagai obyek wisata di kawasan tersebut. Bisa
juga dengan menaiki kapal wisata menyusuri sungai (
rondvaart) merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga yang hanya ada di negeri kincir angin ini.
Kawasan wisata Zaanse Schans terletak di wilayah pemerintahan Zaanstad
yang ibukotanya di Zaandam dan terkenal juga sebagai kota industri
pertama di Eropa. Kawasan wisata Zaanse Schan berada di kota Zaandijk
yang berdekatan dengan Zaandam.
Setiba di Zaandijk setelah
menggunakan transporatasi kereta api yang berhenti di stasiun Koog aan
de Zaan akan terlihat Sungai Zaan yang besar dan banyaknya kincir angin
dengan aneka bentuk dan ukuran besar atau kecil.
Kemudian kita
akan menghirup bau coklat yang sangat tajam dari suatu pabrik coklat
yang juga sudah berumur ratusan tahun. Sebelum tiba di kawasan wisata
Zaanse Schans akan melewati pemukiman yang sebagian besar rumahnya masih
berasitektur kuno (Oud Zaandijk).
Kemudian menyebrangi jembatan
yang sangat modern. Salah satu bagian jalan jembatan akan terangkat ke
atas apabila kapal laut yang berukuran besar akan melewati bawah
jembatan. Memasuki kawasan wisata Zaanse Schans tidak dipungut biaya.
Wisatawan langsung akan terlihat bangunan rumah kayu tradisional
Belanda yang sudah berumur ratusan tahun (Zaanse Huisjes) dengan
arsitektur unik khas Belanda yang sebagian besar dinding rumah kayunya
berwarna hijau dan merupakan ciri khas rumah warga di wilayah Zaandstad.
Di pinggiran Sungai Zaan di kawasan wisata yang dilestarikan ini
terdapat kumpulan kincir angin yang bentuknya beraneka ragam dan setiap
kincir angin itu mempunyai fungsinya masing-masing.
Di sini bisa
dilihat cara kerja kincir angin baik untuk keperluan mengeringkan lahan
maupun keperluan industri dan pertanian. Di sepanjang Sungai Zaan
dahulunya ada ribuan kincir angin.
Sekarang di kawasan Zaanse Schans tinggal 6 kincir angin yaitu De Huisman (pembuatan makanan saus
mustard),
De Kat (pembuatan cat), De Gekroonde Poelenburg & Jonge Schaap
(penggergajian kayu), De Zoeker & De Bonte Hen (pembuatan minyak).
Ditambah 2 kincir angin yang kecil adalah De Windhond (pengasah batu)
dan De Hadel (menguras air). Kincir-kincir angin ini pada musim dingin
hanya dibuka untuk umum pada akhir pekan saja atau sesuai perjanjian
kecuali Jonge Schaap yang buka setiap hari.
Untuk masuk ke
dalam kincir angin dan melihat aktivitas dalam kincir angin akan
dikenakan biaya. Sesungguhnya masih ada lagi kincir angin di luar
wilayah kawasan wisata yang dilestarikan yang jumlahnya puluhan di
wilayah Zaanstad ini.
Di kawasan wisata ini terdapat beberapa
museum yang mempresentasikan kehidupan masa lalu orang Belanda abad
17-18 khususnya di wilayah Belanda Utara. Museum Zaans menyimpan koleksi
artefak dan lukisan mengenai kehidupan orang Belanda ratusan tahun yang
lalu.
Meseum yang lebih kecil di wilayah ini terkait dengan
perusahaan-perusahaan ternama yang awalnya berdiri di Zaandam, seperti
Verkade Paviljoen (produsen makanan coklat dan kue).
Ada pula
museum dari supermarket tertua dan terbesar di Belanda saat ini yaitu
Alberthijn yang berdiri pada tahun 1887. Lalu ada Het Nederlandse
Uurwerk (museum jam), Bakkerij museum in de Gecroonde Duyvekater (museum
pembuatan roti dan kue).
Museum Kincir Angin juga bisa dilihat tetapi terletak di Koog aan de Zaan saat berjalan memasuki Zaandijk.
Yang menarik di kawasan wisata Zaanse Schans bisa dilihat produk
traditional Belanda lainnya yaitu pabrik pembuatan keju sekaligus toko
penjualan keju (De Catherine Hoeve) dan pabrik pembuatan sepatu kayu
bakiak atau
klompen (the Wooden Shoe Workshop the Zaanse Schans) yang tidak dipungut biaya masuk.
Klompen yang dibuat bentuknya unik dan lucu. Ada yang diukir,
klompen sepatu roda, dan
klompen ketawa. Ada juga pabrik kerajinan tembaga (The Coopery) dan perak yang sudah ada sejak ratusan tahun pula (The Tinkoepel).
Salah satu obyek wisata yang baru di Zaanse Schans adalah Museum
Penyulingan Minuman yang memperlihatkan proses penyulingan 150 tahun
yang lalu, tentunya pengunjung dapat mencicipi pula.
Untuk
kenyamanan wisatawan tersedia pula toko-toko cinderamata (Vrede
Souvenirs & Gift, Souvenirs & Diamonds ‘Saense Lelie’), toko
barang-barang antik dan unik (Het Jagershuis).
Melengkapi kenyamanan berwisata di kawasan ini tersedia beberapa
restoran dengan interior dan makanan khas Belanda. Di antaranya yang menyediakan kue traditional Belanda
pannekoek (
pancake) berukuran diameter 29 cm yang bisa dinikmati di Restoran De Kraai.
Wisatawan yang berkunjung ke kawasan ini dari berbagai penjuru dunia.
Mereka mengakui kincir angin merupakan bangunan tradisional yang
bentuknya sangat unik sehingga terlihat memesona.
Mereka juga
menjadi lebih kagum karena ternyata kincir angin itu mempunyai fungsi
yang sangat berarti bagi kehidupan orang Belanda dahulu dan sekarang.
Saat ini kincir angin sudah menjadi obyek wisata yang sangat menarik
jika kita ingin lebih mengenalnya bersama dengan warisan budaya lainnya
yang ada di Zaanse Schans.
(Janine Helga Warokka)